9F 9F 9F
.
.
.
" Walau hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi yakinlah semua akan berjalan dengan indah "
.
.
.

Minggu, 15 Desember 2013

YANG KEDUA KALINYA

YANG KEDUA KALINYA

Malam yang sungguh mencekam, memaksa masyarakat untuk diam di rumah. Sudut jalan terlihat sepi dan sunyi, tak ada satupun kegiatan, orang lalu lalang pun tak ada. Yang terlihat hanya daun kering berserakan dimana-mana, dan beberapa pohon tak bisa berdiri tegak karena diterjang badai.                                                                                                                  

“yanto, cepat tidur nak!!, jangan sampai besok kesiangan” ujar ibu yanto,                          
“iya buuu” jawab yanto.                                                                                                          
Saat dingin semakin terasa yanto merasa gelisah dengan situasi ini hingga matanya tak dapat terpejam, namun semakin lama matanya mulai pedas dan terpejam.
Suara alarm yang nyaring telah membangunkannya dari tidur nyenyak,
“nak bangun, sudah pukul 6, nanti telat lho” ibu membangunkannya,
“bentar bu, berisik aja sih” yanto ngeles, “cepat nak, inikan hari pertamamu”.
Pagi yang mendung dan mungkin akan terjadi badai lagi , tak ada ayam yang berkokok nyaring, bunga-bunga tampak merenung, burung-burung yang biasanya berkicau merdu pagi itu membisu, dan suasana sekitar yang lesu masyarakat tak bersemangat menyambut hari itu. Hari ini adalah hari pertamanya menerima pelajaran di SMA, iapun mempersiapkan segala sesuatunya untuk hari pertamanya.

Sesampainya di sekolah, ia langsung menuju ke kelasnya, kebetulan ia satu kelas dengan beberapa sahabatnya yang dulunya juga satu SMP yang sama, selain ia satu kelas dengan sahabat ternyata ia juga satu kelas dengan musuh, namanya Yoseph, dia sangat menyebalkan. Namun anehnya, dia sekarang malah ingin berteman dengannya,
“to, maafin aku, aku ingin jadi temanmu, to” kata yoseph dengan penuh harapan yanto mau memaafkannya,
 ”apaa, seenaknya kamu minta maaf, seharusnya dulu kamu ngomong kalau kamu juga suka sama dia” bentakan Yanto,
“jadi kamu benar-benar marah” yoseph dengan sangat menyesal,
“jelaslah, jadi dulu aku sering curhat tentang perasaanku sama dia hanya kau acuhkan, sahabat macam apa kau ini menusuk dari belakang??, dasar pengecut”,
“sudah-sudah, gak enak yanto malu sama teman-teman, masa baru saja masuk sudah mau ribut sih” sahabat yanto yang berusaha melerai.
 Tak lama kemudian bel masuk pun berdering, mereka menuju ke bangku masing-masing dan menerima pelajaran pertama dari ibu guru.

Yanto benci dengan yoseph karena yanto pernah suka dengan seseorang teman perempuannya, namanya Siti namun ternyata yoseph telah merebutnya dulu. Awalnya mereka selalu bersamanya, suka maupun duka telah mereka lalui bersama, mereka saling bantu membantu dan curhat-curhatan tentang suatu masalah, bahkan mereka telah berjanji  untuk selalu bersama selamanya. Namun semua itu palsu, ternyata yoseph menusuk dari belakang. Dia menyukai siti tanpa pengetahuan yanto, dan lebih parahnya ternyata yoseph telah jadian dengannya dan resmi menjadi berpacaran. Hari-hari berlalu sakit hati yanto makin parah, namun yanto bisa move on dari semua itu,  dan ia telah membuat misi untuk fokus ke UN SMP dulu agar hasilnya tidak mengecewakan. yanto belajar dan berdoa dengan giat. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, alhasil nilainya lumayan bagus dan diterima di SMA favorit.

Awalnya yanto merasa curiga dengan sikap yoseph karena dia ngebet ingin berteman lagi, pikiran yanto mungkin yoseph bersifat licik lagi, namun seiring berjalannya waktu yanto merasa kasihan dengan yoseph karena dia selalu acuh padanya, rasa benci sedikit demi sedikit hilang, meskipun kadang-kadang masih yoseph masih juga sok cool didepan perempuan seperti sifatnya dulu. Kini mereka bersama lagi.

Beberapa bulan kemudian.
Pada suatu hari yanto terlambat masuk sekolah dan terkena hukuman untuk berdiri didepan tiang bendera sambil hormat kepada bendera. Tak lama kemudian ia tak sendirian berddiri didepan tiang bendera, namun ada teman perempuan sekelasnya yang juga dihukum karena terlambat namanya Revi, saat itu suasana hati yanto nampak berbeda, nampak bersemi namun juga agak nervous,
“hai kamu juga terlambat ya, kenalkan aku revi” revi menyapanya,
“yup, aku yanto”.
Setelah menjalani hukuman yang telah selesai yanto nampak bersemangat menerima pelajaran. Mereka sekarang terlihat sangat akrab, sampai-sampai mereka pulang bersama kebetulan rumah mereka lumayan dekat. Malamnya yanto tak bisa tidur karena selalu teringat pada revi, wajah cantik jelita yang mengalihkan dunianya suaranya yang lembut membuatnya terhipnotis, “itulah namanya cinta pada pandangan pertama” batin yanto, mungkin bagi teman-temannya revi tak begitu rupawan namun baginya ia sungguh menawan.

Kali ini pagi yang ia jalani terasa indah, semenjak revi datang ke dalam mimpinya tadi malam. Hari ini ia bermaksud untuk pedekate sama revi, ia mengajak revi untuk makan bareng di resto.
“revi mau gak makan bareng?” ajak yanto,
“boleh, kapan?” sahut revi
“habis sekolah, di resto dekat taman” yanto,
“ok” revi mensetujui,
Bel sekolah sudah berbunyi, ini saat yang yanto tunggu-tunggu. Mereka  pergi menggunakan sepeda  motor milik yanto. Sesampainya disana mereka makan berdua, setelah makan berbincang-bincang sebaring tertawa bersama. Sesudahnya yanto mengantar revi pulang ke rumah.
“yanto, terimakasih lho, hari ini menurutku hari yang iiinndah, makasih ya” revi mengucap terimakasih,
“sama-sama, udah ya” pamit yanto,
“ati-ati lho, jangan ngebut”.

            Keesokan hariya di sekolah yanto curhat sama yoseph tentang pendekatannya kemarin sama revi di resto,
“yoseph tunggu, aku mau ngomong sama kamu” teriak yanto memanggil yoseph,
“ada apa to, kok kelihatannya kamu seneng buangeet” berhenti berjalan dan menjawabnya,
“emang aku lagi seneng buangeeett,” yanto,
“memangnya kenapa” yoseph mengajak duduk yanto di bangku halaman,
“anu, aku mau ngomong tentang pedekateku sama dia” yanto,
“waduh asyik nih, siapa??” yoseph penasaran,
“dia lho”,
“dia siapa??” yoseph bingung,
“revi” jawab yanto dengan lantang,
“oooo, dia” nada yoseph tampak kecewa,
Yanto sedikit curiga dengan yoseph tapi tak dipedulikannya.

Beberapa hari kemudian yanto merasa ada yang janggal, setelah ia melihat yoseph semakin dekat dengan revi,                                                                                                “waduh gawat ini, perang dunia lagi ini” batin yanto,                                                  yanto telah berusaha mencegah yoseph agar tidak terlalu dekat dengan revi, tapi dia tak mendengarkan, malahan mereka semakin dekat. Pada hari berikutnya yanto mengajak dinner bareng sama revi, tapi revi menolak,   parahnya revi bilang kalau dia telah memiliki kekasih, “rev dinner bareng yuk” yanto mengajak revi,                                                                  “maaf to, tapi aku enggak bisa” menjawab ajakan yanto,                                                “lho, kenapa??” yanto shock berat,                                                                                          “maaf to, aku dah punya pacar”,                                                                                           “lho siapa?” yanto penasaran,                                                                                                      “cepat atau lambat kau pasti akan tahu sendiri” jawab revi,                                                        yanto bergegas meninggalkan revi, dan berusaha mencari tahu siapa pacarnya, yanto bertanya kepada yoseph karena dulu mereka pernah dekat, dan ternyata pacar revi adalah yoseph, “seph kamu tau pacar revi sekarang?”,                                                                                  “tau” jawab yoseph dengan tersenyum,                                                                       “siapa??” yanto penasaran,                                                                                                           “aku” jawab yoseph dengan serentak,                                                                                        tiba-tiba kepalan tangan yanto meluncur ke pipi kiri yoseph dengan berkata,                   “kurang ajar kau, kau menusukku dari belakang lagi, jika ini maumu ayo kita selesaikan secara jantan” bentak yanto dengan memegang kerah yoseph.                                           “hahaha, siapa cepat ia dapat” jawab yoseph dengan tertawa,                                            “untuk yang kedua kalinya takkan ku maafkan kau pengecut” yanto berfikir bahwa menyelesaikan masalah dengan kelahi takkan membuahkan hasil, kemudian ia melepaskan kerah yanto dan bergegas pergi.
Malam ini cukup sunyi bagi yanto, seorang pemuda yang sedang patah hati duduk di pinggiran kolam, hanya suara jangkrik yang terdengar merasuk ke dalam telinganya, ia hanya berfikir apa yang telah terjadi pada orang yang berada hatinya dan orang yang menusuk dari belakang.

(TEGAR DWI P/IX F/ 22)

           














Tidak ada komentar:

Posting Komentar