9F 9F 9F
.
.
.
" Walau hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi yakinlah semua akan berjalan dengan indah "
.
.
.

Minggu, 15 Desember 2013

Kepulangan Yang Melelahkan

Kepulangan Yang Melelahkan

            "Allahhuakbar allahhuakbar…" suara takbir mulai berkumandang. Aku melangkahkan kaki satu demi satu sambil menyelampirkan sajadah  bersama kakakku, Agung. Kami bersama berjalan menuju lapangan yang tak terlalu luas, yang sudah dipenuhi banyak orang yang akan melaksanakan sholat Idul Fitri. Ramainya hari itu, sepulang dari sholat aku dan kakakku melangkahkan kaki kami sedikit demi sedikit untuk pulang kerumah, suasana sepulang sholat orang-orangpun saling bersalaman untuk meminta maaf satu sama lain. Handphone yang berada dalam saku kakakku mulai bergetar tanpa suara (Silent). Kakakku dengan bergegas mengambil dan mulai melihatnya.

Ternyata ada pesan yang masuk dari Eska teman kami, yang bertulis dengan singkat
"., ayo prei2 pit2tan!" (“., ayo liburan sepedaan!”),
 dengan  singkat pula kakakkupun membalasnya
"y" (“ya”).
Di desaku terdapat sebuah geng yang bernama BOSEDO “Bocah Seneng Dolan” yang beranggotanya gokil-gokil yaitu Aku (Imam), Agung (kakakku), Eska, Pingkan, Dwi, Candra, Ican, Fatur, Surya (biasa dipanggil Didot), dan Abi. Kami mulai membentuk geng ini saat aku duduk di bangku kelas delapan SMP. Kami “BOSEDO” sering bermain bersama dan sering mengadakan acara sepedaan ataupun jalan-jalan.
Satu minggu berlalu, didesaku diadakan acara Hallal Bil Hallal yang dihadiri oleh semua warga kampung. Acaranya pun heboh dan menarik. Diacara Hallal Bil Hallal ini sekaligus pembagian hadiah lomba keagamaan yang di selengarakan pada  bulan Ramadhan lalu. Dan di acara itu juga ada penampilan sahabat segeng kami yaitu Pingkan, Dwi, Eska, Candra. Itulah yang kami tunggu-tunggu di acara itu. Malam semakin larut, acara itupun mulai selesai dengan berjabat tangan saling memaafkan kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan. Semua warga kampungpun pulang ke rumah masing-masing kecuali anggota organisasi pemuda-pemudi di desaku dan kami anggota BOSEDO. Anggota organisasi pemuda-pemudi didesaku tidak langsung pulang karena mereka harus memberesihkan dan memberesi semua peralatan dari acara tadi. 
Tidak haya aku dan kakakku yang mendapat pesan dari Eska, namun semua teman-teman satu geng bersamaku juga mendapat. Teman yang mendapat pesan yang sama denganku dan kakakku seminggu yang lalu mulai berkumpul, kecuali Abi yang beralasan mengantuk. Di tempat yang sungguh bising dengan suara gelas yang saling bersenggolan satu sama lain, kami semua terkumpul.
Eska dengan lantang berbicara,
"sesok pit-pitane loo…! ning TAMSAR" (“besuk sepedaan lho…! Ke-TAMSAR”),
Agung kakakku menjawab dengan suara yang tak terlalu keras,
"yo ning aku diboncengke" (“ya tapi aku berbocengan”), 
Dwi dengan suara kerasnya mulai angkat bicara,
"aku sing mboncengke, Gung!" (“saya yang boncengin, Gung!”),
Agungpun menjawab dengan suara yang keras pula,
"yo" (“ya”).
Tiba-tiba Fatur mulai mendekat dan dengan suara yang pelan ia bicara,
"laah aku sesok mbonceng sopo?" (“laah aku besuk bonceng sapa?”),
Agungpun mulai memberi saran pada Fatur,
"SMS Abi wae, tok kon mboncengke!" (“SMS Abi aja, kamu suruh boncengan”).
Fatur langsung mengambil handphonenya dan mulai memainkan jari-jemari (menulis pesan untuk Abi), dengan cepat Abi menyanggupi.
Eska yang terdiam tak lama kemudian mulai angkat bicara, dengan suara yang agak keras mengatakan,
"wess sesok loo, Dot sesok lo!" (“wess besuk loo, Dot besuk lo!”),
Didot pun mulai membalas,
"iyo-iyo aku yo krungu" (“iya-iya aku juga dengar”).
Sedikit demi sedikit kami mulai melangkahkan kaki untuk pulang ke rumah masing-masing.
            Keesokan harinya, setelah sholat subuh aku dan kakakku Agung mulai menghampiri rumah Pingkan, karena rumahnya yang paling dekat dengan masjid di desaku.
Pingkan mulai keluar dengan muka yang sangat mengantuk, dengan muka yang mengantuk itu dia berkata,
"nganggo kaos iki to?" (“pakai kaos ini kan?”),
Kami berdua membalas,
"ho'oh" (“iya”).
Dengan bantuan Pingkan kami mulai menghampiri rumah teman-teman yang lain. Setelah beberapa menit, semua sudah berkumpul dan kamipun mulai berangkat menuju tujuan. Di perjalanan Agung dan Dwi sering bertukar posisi agar tidak mudah lelah, itu juga dilakukan oleh Abi dan Fatur.
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan yang panjang dengan bersepeda, kami sampai di tempat tujuan, yaitu TAMSAR (Taman Sari). Sesampainya disana kami langsung memarkirkan sepeda masing-masing dan kamipu mulai berputar-putar mengelilingi TAMSAR sambil memakan bekal yang kami bawa. Selesai makan kami meneruskan perjalanan, setelah beberapa menit kami berjalan ternyata kami menemui penjual satai keliling, kebetulan pada pagi itu semua belum makan pagi (sarapan) karena kami berangkat sehabis sholat subuh. Aku dan teman-temanku membeli satai itu dan di makan bersama di pinggir jalan. Selesai makan satai kamipun mulai meneruskan perjalanan.
Ditengah perjalanan tiba-tiba Abi berkata,
"aduh aku kepeseng!" (“aduh perutku sakit!”),
Ican mulai berkata,
"yo muter karo golek WC umum" (“ya muter sambil mencari WC umum”),
Abi membalas,
"yoh" (“ya”).
Setelah agak lama kami berjalan, kami menemukan WC umum.
Kami dengan serentak mengatakan,
 "gek mlebu kono"(“cepat masuk sana”),
Abi pun masuk ke dalam WC umum tersebut. Saat Abi didalam, Candra dengan suara yang agak mengejek dan keras mengatakan,
 "ayo muleh Abi tinggal! " (“ayo pulang Abi ditinggal”),
Abi pun berkata dengan tidak jelasnya,
"lhoo…" (“lho…”)  
tiba-tiba Abi keluar dan berkata,
"ee… ra sido" (“eee… ngak jadi”),
kamipun tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Setelah itu kamipun mulai meneruskan perjalanan (memutar-mutar TAMSAR), setelah capek kamipun memutuskan untuk pulang, tetapi di tengah-tengah perjalan menuju tempat parkir sepeda, tiba-tiba seekor anjing terlihat dari kejahuan. Candra yang sangat ketakutan mulai lari terbirit-birit. Ia pun mulai meminta kami untuk melewati jalan memutar, dengan terpaksa kamipun menyanggupi permintaan Candra. Kami melanjutkan perjalanan menuju tempat parkir, sambil mencari jalan lain kami semua mengobrol  kecuali Candra yang masih memantau ada anjing atau tidak. Setelah beberapa menit kami memutar-mutar TAMSAR kamipun sampai di tempat tujuan (tempat parkir).
Sesampai di tempat parkir kami tidak berlama-lama tetapi langsung mengambil sepeda dan pergi.
Kamipun pulang bersama-sama, saat ditengah perjalanan Eska bekata,
"ayo mangan soto nong ngarep Alun-alun" (“ayo makan soto di depan Alun-alun”)
kami menjawab dengan semangat, kecuali Abi yang masih merasa sakit perut,
"ayo" (“ayo”).
Setelah sampai di tempat yang kami maksud, kami mulai duduk dan memesan soto satu persatu, kami disitu beruntung karena teman kami Didot mau mentraktir minum kami. Selesai kami makan dan membayar Abi mulai mengeluh lagi,
"ayo konconi e!" (“ayo temeni e!”),
Agung mulai menjawab,
"tak kancani yo, Can melu" (saya temenin yo, Can ikut”)
Agung dan Ican pun menemani Abi ke kamar mandi umum. Sesampainya di kamar mandi ternyata kamar mandi umumnya tutup, sehingga kami menyruh Abi untuk bersabar. Kami meneruskan perjalanan, setelah beberapa menit kami bersepeda, Abi  berkata,
 "madek dikek" (“berhenti sebentar”),
kami mulai berhenti dan Abi menunjuk kesebuah masjid, kami pun menyadari maksud Abi menunjuk ke masjid, yaitu untuk buang air besar, kamipun segera mengantarkan Abi ke masjid yang ditunjuk, dan kamipun harus menunggu agak lama. Dengan cara Candra saat di TAMSAR kami mulai menggoda Abi dengan suara yang rebut,
"ayo tinggal!" (“ayo tinggal!”),
tetapi Abi tidak menghiraukan dan hanya diam saja. Setelah beberapa menit menunggu, Abipun selesai, kami mulai melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah. Kami mengayuh sepeda dengan perlahan-lahan sambil mengobrol, tiba-tiba ketika kami bersepeda, kami baru menyadari bahwa jalan yang kami lewati salah, setelah kami menyadari bahwa salah kamipun memutuskan untuk putar balik dan menuju jalan yang benar. Setelah beberapa menit bersepeda dan merasa lelah kami memutuskan untuk menuju ke Taman Pintar untuk beristirahat dan sedikit bermain, untungnya jalannya satu arah dengan Taman Pintar.
Sesampainya disana kami langsung memarkirkan sepeda kami. Setelah memarkirkan kami langsung masuk dan bermain-main di dalam. Kami pun tak menyadari bahwa kami sudah lama disana dan hari mulai siang, setelah kami sudah puas beristirahat dan bermain kami mulai melanjutakan perjalanan pulang. Dengan cuaca yang panas dan terik karena waktu sudah menunjukan siang hari kami bersepeda dengan perlahan-lahan, kecuali Didot dan Abi yang kebut-kebutan. Setelah beberapa jam, kamipun sudah dekat dengan rumah. Saat diperjalanan tiba-tiba Dwi yang memboncengkan Agung kehilangan kendali tanpa sebab dan jatuh, Agung yang duduk dibelakang langsung turun dari sepeda dan Dwi jatuh bersama sepedanya yang hampir masuk ke dalam sawah dekat dengan pinggir jalan raya. Agung yang melihat itu hanya bisa membantu mendirikan sepedanya sambil tertawa melihat Dwi berselimut debu. Mereka beruntung karena yang melihat peristiwa itu hanyalah Ican yang tepat di belakang Mereka sambil tertawa terbahak-bahak. Agung pun memaksa Dwi untuk bergantian agar tidak terjadi peristiwa yang sama lagi. Kami semua meneruskan bersepeda bersama kembali di bawah sinar matahari yang sangat terik menuju ke rumah.
Sesampainya di desa, kami tidak langsung pulang ke rumah masing-masing,tetapi kami mengobrol dan menceritakan peristiwa yang terjadi tadi dirumah Abi sambil tertawa-tawa.




Nama   : Imam Nur Rohman                           Kelas   : IX F / 11               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar